Friday, December 26, 2008

The Best Christmas

I am writing to express my happiness of having the best Christmas. All family and relatives get together. Only us. No guests. I saw my mom and sis in law helping each other. This was the moment I long for. This was and is the prayer I keep on saying.

I saw my uncle who used to look sad and miserable turned out to be a cheerful one. He told us that one thing about life is about seeking happiness and he already freed himself from all problems used to be a burden.

My mom, dad, brothers, late sister, sisters in law, nieces, nephew, relatives are leveraging themselves to a certain degree of happiness. Anicha. Everything changes. Nothing remain the same. For better.

We spent the whole day chatting, laughing, and eating. I believe my late sis, Ita, was with us at that moment. I believe she lives happily ever after in heaven with the Holy family. I put some white gladiols on her grave yesterday morning, sending my love to her.

I love my family. I thank Jesus for being with us, for answering my prayer.

Merry Christmas to you all!

Sunday, November 9, 2008

Dua bulan bersama ESET Antivirus NOD32

Hidup memang lucu nian. Akhirnya aku bergaul dengan dunia IT, tepatnya dengan ESET Antivirus NOD32 n ESET Smart Security. Tiap hari ada saja telepon yang minta penawaran. Ya... bisnis ini memang prospeknya bagus karena saat ini makin banyak malware: virus, worms, trojan, dll betebaran.

Yang aku senang adalah aku bergaul dengan antivirus kelas dunia bahkan ESET Antivirus NOD32 dikenal sebagai "The Best Antivirus 2006 and 2007" (AV Comparatives). Kita tunggu di ujung tahun 2008. Moga2 antivirusku ini tetap jadi the best.

Pertanyaannya kok bisa jadi the best? Ya bisalah... lha wong teknologinya pake ThreatSense Technology yang memiliki sistem deteksi Advance Heuristic; jadi selalu tepat dalam deteksi dan cepat pula. udah gitu pemakaian memorinya kecil banget jadi komputer nggak bakal lemot.

Swear aku baru tahu ini setelah ngobrol sama orang2 IT, ternyata memang ada beberapa kriteria sebelum kita beli antivirus hehehe... maklum sebelumnya aku terima jadi doang, jadi kalau ditaro bajakan juga nggak ngerti.

Oh ya, yang aku senang, ada beberapa teman melihat apa yang aku kerjakan ini sebagai business opportunity. So mereka pun register sebagai Reseller. Wah aku nggak kebayang awalnya cuma membantu adikku, sekarang setelah ditunjuk jadi Exclusive Distributor di Indonesia malah bisa buka lapangan kerjaan lagi.

Viva Prosperita!

PS. tanggal 12-13 November kita kedatangan tamu namanya Randy Abrams,
Director of Technical Education for ESET, Vice President on Board of Directors of AVAR (The Association of antiVirus Asia Researchers). Sebelumnya Randy aktif di Microsoft Security Response Center, orang penting di belakang tim yang memastikan bahwa semua software microsoft yang keluar sudah bebas virus.
Kalau mau pada dateng silakan ya...register ke eset.event@eset.co.id

Saturday, September 13, 2008

Kerja lagi choy....

Gara2 ikut bedah bukunya Roger Hamilton, "Your Life, Your Legacy", aku jadi mikir2 apa ya pantes seumurku udah pensiun hehehe... well sebetulnya nggak 100% pensiun sih, tapi lebih kepada masuk ke fase pencarian diri lagi. Ceile!

Tanpa sadar and tanpa pikir panjang aku hanyut di dalam perusahaan yang dinahkodai adikku, Yudhi. Perusahaanya IT pula. Dunia yang dulu aku jauhi karena minder sama teknologi. Aku bantuin menggarap pitchingnya and menang pula. Jadi mesti ikutan tanggung jawab deh. Demikianlah kisah singkatnya.

Akhirnya aku pun kerja lagi. Partneran pula sama si adik bungsu ini. Kocak nian hidup ini ya. Yang lebih kocak waktu ada Regional Meeting di Kuala Lumpur. Sebelum pergi dia wanti2 banget... "Eh... inget ya, gw partner eloe... bukan porter eloe" hahaha... takut disuruh bawa koper kali ya??? Padahal swear, dari dulu aku bukan tipe kakak penjajah. Sampai di KL dia ngingetin lagi, "Ingat kalau ngenalin diri, gw partner eloe ya. Jangan dikenalin sebagai adik eloe." Wah...wah...wah businesslike sekali dia... Nggak nyangka emang, si bungsu dah jadi pengusaha and di meeting cerdas pula dia... baguslah bikin bangga jadi partnernya. Walau sssssssssssstttttt packing koper masih aku yang ngerjain hahaha... still the same habit :)

Love you Bro...eh...Partner!

Sunday, August 17, 2008

Indonesia RAYA

Seingatku, aku menyanyikan lagi Indonesia Raya secara resmi dan khidmat adalah saat SMA. Kuliah tidak pernah ada upacara, apalagi di kantor. Nah, setelah sekian puluh tahun tidak melakukannya, pagi tadi aku melakukannya kembali. Woeeeet... jangan ngebayangin aku ikut upacara pake penaikan bendera Merah Putih, apalagi ada pembacaan Pancasila ya hehehe... Aku dah nggak sanggup dijemur di lapangan kayak jaman belia dulu.

Aku ikut nyanyi dengan khidmad di depan Altar berhiaskan merah putih, bersama seluruh umat yang hadir di gereja St. Servatius, dipimpin oleh koor yang solid. Gileee... aku merinding dan mata ikutan sembab. Terharu kali ya... ikut mengumandangkan lagu Kebangsaan, Indonesia Raya dengan semangat patriotik. Semua bacaan, kotbah, dan item liturgis lain mengacu kepada refleksi diri tentang kepemimpinan, tentang tanggungjawab kita sebagai penduduk dan umat gereja, tentang kasih kita kepada negara ini dan saudara dalam tumpah darah. Wah pokoknya shaking deh... touchy!

Sepulang gereja aku bertanya sendiri, apa yang aku sudah berikan untuk negara ini??? Hmmm... opo yo???

MERDEKA!!!!!

Friday, August 8, 2008

The nanny

Aku punya kerjaan baru lho... jadi a nanny buat si kecil yang di foto sebelah. Namanya Caitlyn alias Kay, 3 tahun. Bayarannya? mahal banget bo! ditambah cipika cipiki cup... cup... cup... mmmmuah... bye... bye... kalau tugas sudah selesai hehehe. Tugasku? Bangun pagi bangeeet buat nganter ke sekolah jam 6.30 pagi, termasuk nungguin juga. Setengah hari habis di sekolah dia. Pulang sekolah, nggantiin bajunya, makan buah terus makan nasi. Habis itu mandiin and merdeka... (harusnya lho), tapi kejadiannya suka dijadiin tawanan nggak boleh pulang hahaha...


Lucunya, sejak aku antar ke sekolah Kay punya kebiasaan baru. Dalam beberapa menit dia keluar kelas bilang "mau pipis" atau "mau pup", tergantung kreativitasnya dia. Setelah aku pelajari, ternyata doi ngecek keberadaanku hehehe... gile bener si bos ini demen ngecek. Jadi, dia cari2 alasan buat cari tau aku nungguin dia atau enggak. Kalau sama mamanya nggak berani dia hohoho....


Karena keseringan keluar, mungkin dia ditegur bu guru. Jadi dia pakai taktik baru lagi, aku disuruh berdiri di samping jendela kelasnya, agar wajahku bisa dilihatnya. Terus kalau aku bilang capek, dia minta aku duduk di kereta2an ala Thomas (film kartun). Lumayaaan....


Itu sepotong cerita seru nemenin anak kecil sekolah. Ternyata anak kecil itu tricky lho! Aku ngebayangin ibu2 yang ngurusin anak 24 jam sehari alias full housewife... wah...wah... salut dah!


Aku suka geli sendiri kalau pas malam mau tidur n nginget2 apa aja yang aku sudah lakukan hari ini. Aku geli karena aku menganggap Tuhan lagi ngobral sense of humor. Adik iparku, Tina, disuruhNya operasi dan aku disuruh take care of anaknya (my niece) biar ngerasain gimana kalau punya anak hahaha.... Oh God, lengkap amat pelajarannya? tapi please kalau waktunya tiba nanti jangan jadikan aku full housewife ya....


Bude loves you, Kay!
Be good ya... jangan bossy yaw....







Tuesday, July 1, 2008

Old friend...

Hola... sekali lagi aku posting tulisan dengan judul yang sama, bedanya nggak pake 's' karena memang aku mau cerita tentang pertemuanku dengan seorang teman lama. Lamaaaa... banget karena dia adalah teman semasa kuliah di Depok yang bertahun-tahun tak jumpa.

Gile beneeer... kalau hari Minggu aku berhahahihi dengan teman2 lama dari gank gereja, hari Senin aku hehehoho dengan teman kampus, Christi. Two days in a row having fun dengan old friends! Nama kami memang mirip and jangan salah aku dan adik2ku + dia dan adik2nya semua dikasih nama oleh ortu masing2 dengan kata yang mengandung bunyi [kris], bedanya keluargaku pakai 'Chris' dan keluarga dia pakai 'Kris'. Amazingly, mamanya masih ingat aku... I wonder apa yang diingat sang mama tentang aku selain namanya sama ya. Moga2 ada yang baik di masa laluku yang nyangkut di hati mamanya Kristi hehehe....

Pertemuan jadi makin seruuu karena ternyata passion kami sama, menulis. FYI, beliau adalah salah satu redaktur eksekutif di salah satu majalah ngetop di negara ini. Selain bicara soal mimpi di alam tulis-menulis kami juga memiliki concern yang sama terhadap penulis muda (artikel atau iklan) yang nggak tau bedanya kapan pakai "di" sebagai awalan dan penunjuk tempat. Yang harusnya disambung jadi dipisah, harusnya dipisah jadi disambung. Gila ya akhirnya aku dapat temen buat ngobrolin printil2 yang buat kami penting tapi mungkin dianggap orang apa seeeh???

Setelah dia sharing sakit hatinya karena dalam artikel yang ditulisnya namanya tercatat sebagai editor dan artikel itu dapat award pula, aku seperti flash back ke masa lalu dan sharing kekesalan yang mirip karena eksistensi sebagai penulis yang kurang dihargai. Aku ceritakan aku pernah jengkel sampai membanting kamus (ekspresi ekstrem untuk memberikan dengan kesal hehehe...) di depan Creative Director bule (waktu itu aku copywriter) yang trenyuh oleh air mata Account Executive yang nggak bisa memaksa aku menandatangi proof reading approval form, karena ada kata yang salah ejaannya tapi klien sudah terlanjur approved. Huahahaha.... kami tertawa mengingat masa muda yang penuh gejolak dan perjuangan maju terus pantang mundur itu.

Pokoknya kemarin malam di Plasa Senayan jadi membangkitkan semangat baru deh. Kami punya beberapa plan di depan. Let's see yang mana yang akan jadi kenyataan. Thank God for Your beautiful plan on me. When I decided to write again, you gave me just the right person in front of me. Hope our plans meet yours :) :) :)

Sunday, June 29, 2008

Old friends...

Apa hayo yang dicari saat sesama teman lama ngumpul lagi? Kalau aku biasanya mencari tahu perubahan apa yang ada di dalam diri mereka sejak terakhir kita bertemu. Nah, siang tadi akhirnya kami berlima: Agnes, Yuni, Mia, Yani, dan aku, menggelar pesta rujak, spagheti, pisang goreng, dan lycee (gak ada yang nyambung ya?). Kami kawan lama yang dipertemukan oleh KKMK (Kelompok Karyawan Muda Katholik) St. Anna. Kalau boleh sedikit sombong kami dulu bagian dari pelopor kegiatan kategorial ini. Memperkenalkan KKMK dan menggelar banyak kegiatan. Ya...semacam aktivis gitu loh. Tapi...jangan disamakan dengan aktivis2 yang banyak muncuk di TV yang bergerak atas nama HAM, kemanusiaan, dll ya... Jauh... sangat jauh berbeda! Kami nggak pernah demonstrasi atau menuntut ini dan itu. Hidup tanpa tuntutan jauh lebih nikmat bukan??? Niat kami saat cuma satu, gimana caranya kaum muda dalam satu paroki bisa ngumpul, beraktivitas, syukur2 dapat pacar dari situ hahaha... Ada yang sukses nih, semasa masih aktif mas Anton nekad melamar Agnes. Puisi2 mesra mereka membawa mereka ke pelaminan dan sekarang sudah punya buntut yang lucu2, Michelle dan Mariska. Setelah mereka ada beberapa lagi yang berjodoh di dalam pagar gereja. Sisanya masih melajang melanglang buana mengejar mimpi masing2 (mungkin percaya akan pepatah the grass outside the fence is greener hehehe... yang ada di luar pagar rumputnya sudah habis dimakan kambing tetangga bo!)

Begitulah, sekitar 13 tahun (kalau nggak salah hitung) kami asyik beraktivitas dari mulai bikin seminar profesional seputar kehidupan kantor dan lika-likunya, diskusi psikologis seputar pasangan hidup dan seks, rekoleksi, retret, sampai menghibur para lansia. Seru... seruuuu banget kalau ingat2 masa lalu yang masih lugu.

Berbekal ingatan masa lalu (yang sudah banyak hilang akibat doaku untuk melupakan masa lalu terkabul) aku mengamati nggak banyak perubahan dalam diri mereka. Secara fisik tampak seperti mereka yang dulu, cara tertawa dan guyonannya juga masih plek-ketiplek sama, hmmm... yang jelas isi kantongnya pasti sudah berbeda, wong posisi di kantor sudah semakin mapan tokh. Bisa ketemu begini adalah sebuah miracle lho.

Dari rumahku kami merencanakan jalan2, entah kemana... yang penting merdeka dari rutinitas. kalau jalan2 aku setuju buanget deh! As always... aku percaya jalan bareng, entah hanya keluar kota terdekat bakal merekatkan hubungan persahabatan. Love ties :) :) :)

Friday, June 13, 2008

Ck ck ck... hebat!

Aku mau sharing soal kekagumanku pada Dan n Tum. Hari ini aku dibuat kaget senang karena baru siang tadi mereka bilang mau ngiderin gula (baca: jual gula), hanya sekitar satu jam kemudian sudah pulang dengan tas plastik kosong. Artinya gula yang dibawa sudah ludes.
"Habis bu," kata Dar ceria.
"Wah...senang dong. Bawa berapa?"
"22 kilo, bu," Tum menyambung.
“Hebat!”
Wow... 22 kg gula ludes dalam tempo sesingkat itu. Ini seperti rekaman ulangan di hari Senin dan Rabu.

Can you imagine? Hanya dalam tempo sekitar 3 jam mereka bisa melakukan transaksi jual-beli gula sekitar 50 kg. Tentu bukan nilai nominal yang membuat aku kagum, tapi usaha mereka menjual 50 kg. Jumlah yang tidak sedikit buatku. Dalam tiga hari itu mereka sudah belajar praktek bisnis, langsung terjun bebas di lapangan. Tanpa teori macam2. Aku hanya ajarkan mereka untuk percaya kepada orang lain dan berbagi dengan orang lain (jangan serakah). Bikin sales lead biar gak buang2 waktu.

Bidikan mereka tepat. Kampung di sebelah kompleksku adalah sasaran mereka. Harga lebih murah dari pasar. Salesmanship mereka juga mungkin mulai terasah. Mereka juga belajar membuat keputusan di lapangan. Ini terbukti dengan harga gula hari ini yang lebih rendah lima ratus perak dari kemarin. Aku makin percaya, siapapun bisa berbisnis. Asal mau. Asal berani. Semua bisa dipelajari dan guru yang paling guru adalah masuk ke dalam medan transaksi. Berhadapan langsung dengan para pembeli, clients, customers, consumers, buyers, whatever!

Aku melihat masih ada 10 kg gula di dapur tapi mereka memutuskan akan mengembalikan kepada supplier karena tampaknya kualitas kurang bagus. Wow... Dar dan Tum juga bicara kualitas barang dagangannya. Isn't that great???

May all your dreams come true Dar... Tum...!

PS. Rohmani merasa bersalah kepada dua partner bisnisnya karena belum bisa ikut jadi sales. Well... no worry Rohmani... minggu ini memang banyak orang yang harus kamu antar.

PS. (lagi) Adikku, Yudhi, sudah mulai jawil2 untuk empower pembantunya, Ika. Menurut laporan isterinya, Tina, dia kehilangan benang segulung. Mungkin Ika pun ingin belajar jahit karena pernah melihat Dar dan Tum belajar menjahit aplikasi. Mungkin sekarang gulungan benang itu masih digenggamnya atau sudah jadi sulaman di bantal tidurnya hehehe... manusia yang satu ini memang agak kocak soalnya hahaha....

Sunday, June 8, 2008

Dar, Tum, n Rochmani jadi shareholders

Tiga nama di atas adalah milik orang2 yang setia membantuku di rumah dan menyupiriku di jalan. Guess what??? Mereka menerima tantanganku untuk mulai mikirin masa depan yang lebih panjang, yaitu dengan belajar berbisnis.

Tepatnya pulang meeting Rotary Club Kamis lalu aku mengajak mereka diskusi panjang, sampai hampir tengah malam. Aku iseng2 melempar ide bisnis gula merah atau gula Jawa. Di luar dugaan mereka sangat semangat. Aku kasih gambaran soal bisnis sederhana. Dasarnya cuma trust dan sharing. Kemudian aku pandu mereka bikin sales lead dan sebagainya. Karena ini akan 100% bisnis mereka, aku minta mereka kontak langsung dengan sumberku.

Duh senangnya kalau bisnis mereka ini bisa jalan. Mudah2an ini bisa jadi salah satu ilmu yang akan mereka ingat terus kalau suatu saat nanti harus kembali ke kampung halaman. Syukur2 kalau mereka bisa empower orang2 sekampung agar kampung mereka lebih sejahtera. Bisnisnya nggak harus gula lho... bisa apa aja. Tapi basic ilmunya tetap sama. Trust n sharing.

Mereka akan jadi shareholders lho... keren ya??? Besok pagi akan akan ada 25kg gula perdana di rumahku. Pesanku ke Dar n Tum cuma satu, jangan sampai ada semut ya... kan biasanya ada gula ada semut tuh hohoho...

Oh ya, satu lagi pesanku... kalau sudah sukses jangan lupa traktir soto mie... makanan ajaib yang sampai saat ini masih suka ngangenin lidahku.

Good luck Dar, Tum, Rochmani!

Monday, June 2, 2008

Menyebar Uang, Menuai...?

Pagi ini aku baca Kompas. Di hal 27 kanan atas ada foto lembaran uang betebaran di angkasa dan siap diperebutkan oleh warga. Kejadiannya di Stadion Baladika Group I Kopassus, Serang, Banten. Yang menyebarkan adalah Tung Desem Waringin.

Aku shock... uang (kabarnya berjumlah Rp100juta) dibagi2kan dengan cara disebarkan dari atas pesawat. Aku trenyuh nih dengan Publicity Stunt yang dilakukan motivator papan atas di saat bangsa ini perlu dimotivasi untuk maju, berpikir mandiri. Memang perut bangsa ini banyak yang kelaparan karena harga sembako naik mengikuti harga BBM, belum lagi pasokan listrik yang berkurang bikin banyak industri kembang kempis, ditambah nilai rupiah yang perlahan tampaknya akan melorot terus. Kalau niatnya menolong pasti ada cara lebih bijak jika ingin membantu rakyat (tanpa ada yang pingsan apalagi luka2 karena rebutan). Uang itu bisa jadi modal untuk bisnis kecil2an mereka lho, pak! Lebih capek sih karena perlu ekstra waktu dan tenaga tapi lebih panjang impactnya. Bapak akan melihat senyum di wajah orang Serang lebih lama dibanding dengan senyum sekejap saat bisa meraup uang dari pesawat. Aku yakin banget, hati orang2 ini akan dipenuhi suka cita karena ilmu dan modal yang mereka dapat. Ini namanya motivator dahsyat!

Tentu cerita akan berhenti jika tujuan Publicity Stunt yang heboh ini hanya karena cinta diri, promosi seminar gitu loh! Ya nggak ada larangan juga untuk ini. Wong kita hidup dikasih free will kok. And duit juga duit dia hehehe... cuma aku ngenes aja. Hari geneeeee...

Tuesday, April 29, 2008

Hari terindah...

27 April 2008 jadi hari yang patut di catat sebagai kenangan indah nih. Sepanjang sore hingga malam hujan nggak turun. Alam sangat bersahabat dengan acaraku padahal sehari sebelumnya hujan deras. Gank mom's circle sudah menyiapkan potluck berupa catering, puding2, buah, organ tunggal, bunga2 segar bernuansa ungu pink, dll. Living room rumahku berubah menjadi showroom, kursi2 dan bangku2 putih tertata cantik di tamanku yang penuh obor2...malam itu indah sekali.

Well...April memang selalu menjadi big month buat keluargaku karena ibu n bapak nekad saling menikah di tanggal 24 April. Terus tanggal 27 April setahun kemudian aku jadi anak semata wayang sampai kemudian tanggal 18 April dua tahun setelah aku lahir si mata wayang berubah bentuk menjadi mata-mata karena harus membantu menjaga si kembar Anton dan Ita yang lahir dengan bobot 2 kiloan. Begitulah, tiga dari empat anak2 bapak dan ibuku membuat sejarah kelahiran di bulan yang sama dengan bulan perkawinan mereka. Bulan April.

Satu lagi yang juga menyusul lahir di bulan April adalah mom's circle, yang launchingnya juga dirayakan di rumahku pada saat bersamaan dengan syukuran keluargaku. Makin lengkaplah kalau 27 April lalu menggores kesan indah.


Waktu woro2 ke teman, selain Ultah bakal ada launching Mom's circle lho... beberapa orang teman bertanya mom's circle itu apa, Chris? Something to do with ibu2? Yes! 100% correct! Betul sekali. Ini aktivitas terbaruku bersama dua orang sahabatku, ibu Christina dan Christin, plus dua adik iparku, Ovy dan Tina. Fokus kegiatannya adalah women empowerement. Dengan semangat yang ada, kami mengajak ibu2 rumah tangga untuk berkegiatan positif. Berkelompok melakukan sesuatu. Fokus kegiatannya adalah pelatihan ketrampilan dan memproduksi dos2 antaran dan jahit aplikasi. Menularkan semangat untuk bisnis rumahan. Itu goal besarnya. Agar ibu2 berkegiatan dan syuku2 bisa menambah dompet dari sesama ibu2 lainnya. Aku ngebayangin kalau di tiap rumah di kompleksku ibu2nya punya bisnis rumahan yang beda2 dan saling melengkapi pasti roda perekomian di kompleks akan berputar lebih cepat. Ini bukan hanya mensejahterakan mereka, tapi juga orang di sekitarnya. Banyak orang akan mendapatkan pekerjaan. Banyak orang bisa memberdayakan diri sendiri.
Nah sekarang cerita acara. Mas Mc, Mahendra, datang on time sesuai janjinya, memakai baju yang aku suka pula (cia...!), dan membawakan acara dengan rileks dan kocak. nyumbang lagu pula...dan suaranya wah...bikin jantung klepek-klepek deh.... kuereeen...

Setelah makan malam, acara dibuka dengan penyerahan hadiah rangkaian bunga dari para ponakanku: Viana, Vito n Caitlyn kepada Eyang Kakung n Puteri sebagai ucapan terima kasih telah menemani kami anak2nya dan cucu2nya dengan baik. Aku menyanyikan lagu “Doa Ibu” dengan suara seadanya. Aku nggak berani menatap ibuku, apalagi memeluknya karena beliau tampaknya terharu dan beberapa kali mengusap air mata. Ini kelemahanku. Gampang mewek kalau lihat ibuku menangis. Acara haru biru ini perlahan menjadi ceria saat aku dan semua keluarga meniup lilin Ultah dengan iringan lagu "Happy Birthday" dari suara sang biduan yang cantik, Dinda, dan keyboardnya mas Aryo. Mereka bisa disewa lho.... hehehe...

Acara mulai menghangat saat aku didaulat memberikan potongan kue pada seseorang. Undangan yang tak lain teman, keluarga dan tetangga sibuk bertepuk-tangan sementara aku belum memutuskan mau ngasih ke siapa. Teman2 yang jail pada teriak2 untuk memberikan kue ke Mc hahaha.... Aku pikir nggak ada salahnya... toh dia salah satu orang terbaik yang ada dalam hidupku... (baiknya beneran lho!). Deg2an juga lho waktu ngasih. Takut ditolak bo! Akhirnya atas hasutan teriakan2 teman dan bisikan hati, kuepun pindah tangan dengan senyum tersipu2 dari yang menerima hohoho...malu pak?

Lanjut acara potong tumpeng oleh bu Christina. Potongan diberikan ke Eyang Puteri sebagai customer pertama mom's circle. Eyang mesan 60 box hantaran kue lho... Aku pun mulai nyanyi "I Have a Dream". Gile beneer... malem ini tugasku berat, nyanyi terus... untung urat malu udah kendor. Mungkin karena malam itu aku masuk ke Level 42 ya hahaha... cuekssss... Setelah bait pertama founders yang lain menyambung... legaaaa...


Acara selanjutnya adalah ucapan terima kasih untuk sahabat mom's circle yang pertama: Agung, yang telah berbaik hati membuatkan logo dan desain kartu nama; dan juga Bu Benny, yang telah membantu produksi.

Next... Fashion Show. Nah, di sini acara agak mandeg karena mendadak pragawati dan peragawan pada mogol. Peragawannya ngambek. Peragawatinya terserang demam panggung. Wah padahal udah latihan lho... jagoan kandang nih. Akhirnya satu peragawati mau muncul, Rina and disusul peragawati cilik lainnya hehehe... mereka pamer baju2 yang dibuat oleh para ibunya. Habis itu acara bebaaaaaaaaaaaaaas... nah ini nggak terkontrol...banyak yang mau nyanyi...banyak yang mau goyang... hehehe... seruuuuuuuuuuuuu abeeez... anak2 pada lupa besok sekolah...

Aku senang. Senang sekali. Malam itu dikelilingi keluarga, teman2, dan tetangga. Mereka semua adalah hadiah terindah untuk diriku. Thank you all! I love you...

Special thanks to Ibu and Bapak. Yang sabar ya punya anak kayak aku....

Tuesday, April 8, 2008

Busy APRIL

Bulan keempat tahun 2008 jadi bulan yang paling sibuk buatku. Semua karena ulahku sendiri hehehe... as usual aku nggak bisa diam. Kira2 pertengahan bulan Maret aku ngobrol dengan kedua temanku, bu Christina, Christin; dan adik iparku, Ovy and Tina. Semua ibu rumah tangga. Semua melepaskan karier dan kehidupan kantor setelah menikah dan mempunyai anak. Semua punya skills yang saling melengkapi. Akhirnya aku undang mereka semua ke rumah dan aku ajak mereka do something sebagai aktivitas. Something meaningful so pasti. Something graceful so pasti. Something profitable mudah2an.

Aku kagum dengan pilihan semua perempuan yang menjawab panggilan 100% sebagai ibu rumah tangga. Banyak orang melecehkan panggilan ini dan sayangnya mereka yang menduduki jabatan ini juga sering diserang penyakit minderwati. Beberapa kali aku mendengar ibu2 menjawab "ah saya cuma ibu rumah tangga..." Lho kok pakai "cuma"? Apakah posisinya memang lebih rendah dibanding wanita karier, wanita profesional? Aku kok nggak yakin ya... apalagi para ibu rumah tangga dengan berbagai keahlian seperti empat wanita di atas. Nah, karena kekagumanku itu lahirlah mom's circle. isinya empat moms di atas dan satu circle (aku yang jadi circlenya hehehe...).

Apa yang terjadi saat meeting mom's circle yang pertama di rumahku? Meeting ala shareholders bo! Lima cewek masing2 punya dua mulut hohoho... ramai nian. Ditambah Caitlyn, sang buldoser kecil, yang berperan jadi asistenku agar terlihat penting. Kalau nggak dikasih peran, bocah tiga tahun ini sibuk membuldoser hasil karya karena wira-wiri nggak bisa diam. Heboh deh. Kami bikin business plan, working schedule, dsb. Bagi2 tugas, bagi2 peran. Saat aku sounding soal uang, mereka berempat seperti koor..."ah gampanglah itu, yang penting kerja dulu". Nah, ini sebuah awal yang asyik. Trust sudah ada di sini, padahal mereka baru kenal.

Beberapa hari kemudian aku ngobrol dengan mereka satu persatu secara terpisah karena memang belum ada rencana ketemu berlima lagi. Lucunya... dari meeting pertama itu yang sangat membekas dalam ingatan mereka ada "launching"! Hahaha... aku geli sendiri. Ternyata mereka mikirin apa saja yang mesti disiapkan untuk launching. Bagus juga nih. Mereka sangat ingin well plan. Di schedule aku tulis launching tanggal 21 April, tapi mereka memilih tanggal 27 April, pas hari ultahku. Simply karena agar mudah mengingatnya. Aku tak tega menolak.

Sedang hati terfokus pada acara launching, Christin sounding untuk ikut bazaar di kompleknya, Bali View, pada hari yang sama dengan launching. Semua sepakat ikut. Jadinya semua sibuk menyiapkan produk hasil buatan mom's circle. Tak ketinggalan, aku belajar menjahit (creative application), merangkai bunga, dan membuat box cantik (creative box). Amazing...aku menyukainya. Beberapa hari terakhir ini aku menjahit, padahal waktu SMA dulu ada mata pelajaran menjahit dan aku menitipkan bahan yang akan dijahit ke Bang Yus si tukang jahit hehehe... (ibuku pasti masih ingat kenangan ancur masa laluku ini).

Sekarang, rumahku yang kosong melompong itu jadi meriah dengan tumpukan box dan bunga2 siap dirangkai untuk aksesoris box cantik yang disiapkan ibu Christina. Sekarang, hampir tiap pagi tanganku mulai bikin sketch gambar2 untuk aplikasi. Aku menggambar bajaj lho karena aku diajak naik bajaj ke Pasar Jatinegara karena mobil dijamin susah parkir. Semua yang aku hindari ada di sini. Panas, berasap, tukang bajajnya jorok pula (nggak usah ditulis di sini kali yeeee). Aku, Bu Christina and Ovy tertawa2 kecut. Tertawa karena happy merasa bisa menaklukkan pasar Jatinegara. Kecut karena ulah si tukang bajaj.

Aku makin yakin, hidup itu indah kalau dianggap mainan. Serunya nggak ada abeznya!!!!!! Tunggu cerita lengkap mom's circle yang anggotanya sekarang lagi pada kelimpungan nyiapin produk buat bazaar and launching di tengah rutinitas mengantar-jemput anak sekolah, memasak, arisan, dsb. Nekad membawa nikmad :) :) :)

Thursday, February 14, 2008

Valentine

Wah aku sakit pas Valentine. Jadi nggak ada mood buat nulis apa2. Happy Valentine, Love!

Wednesday, February 13, 2008

Batik pertamaku

Pertemuanku dengan Mbak Ita berlanjut di kelas membatik. Frankly speaking, aku bukanlah pecinta batik. Di lemari bajuku hanya ada satu baju batik plus beberapa kain dan selendang. Selebihnya polos. Dan kebanyakan warna putih, termasuk kebayaku.


Aku ikut kelas ini untuk terapi agar bisa mencintai sesuatu yang repetitif. Masalah dalam hidupku adalah tidak tahan kalau melakukan pekerjaan repetitif dan selama ini aku beruntung bisa menghindarinya. Nah, just in case aku nggak bisa lagi menghindari pekerjaan repetitif (kata Anna, temanku yang psikolog, sex life suami isteri itu juga repetitif lho hehehe...), maka aku coba deh melihat repetitif itu sebagai challenge.


Mulailah aku membatik hari Selasa, minggu lalu. Tahu akan keterbatasanku, aku memilih bahan selebar serbet makan sebagai wilayah batikanku. Pertama, aku menggambar desain batik. Sebagai pemula, aku melakukan tracing desain dengan neon box. Kemudian mulai belajar memegang canting, memasukkan malam ke dalam cantik, dan mulai membatik. Benny, sang instruktur, dengan sabar melihat tanganku yang gemetaran menarik garis dengan cantik di atas kain. Aku mesti konsentrasi penuh nih. Menjaga agar malam di canting tidak tumpah sambil terus membatik. Sang tangan lama2 rileks, tidak lagi bergetar. Aku pun langsung mengisi area kosong dengan isen-isen (isi), yang bentuknya lebih bervariasi. Ada titik, garis, keong, dsb.


Kira2 dua jam, selesai sudah batikku. Aku perlihatkan hasilnya ke Benny.
“Wow...buat pemula rapih banget dan nggak tumpah2 malamnya,” katanya.
Aku tersanjung sekali.
“Wah...kamu rapih banget... bener nggak belepotan. Aku waktu pertama kali nggak karu2an lho,” timpal Mbak Ita. Mungkin sebagai apresiasi keberhasilanku.
Aku tersenyum.
“Anteng dia kerjanya,” kata mbak Mira, salah satu murid di sana.
Aku bangga dengan diriku. Usahaku nggak sia2. Aku bisa menaklukkan rasa bosanku. Lagi seneng2nya, Benny mengembalikan kain batik itu kepadaku.
“Nah...sekarang baliknya,” kata Benny.
“Apaaaaaaaaaa???,” kataku sambil (aku yakin) mataku terbelalak. Busyet deh...batinku.
“Baliknya juga???,” kalimat tanyaku lebih terdengar sebagai protes.
“Iya, biar kalau dicelup nanti warna malamnya muncul dan rata semua,” jawab Benny kalem.
“Wah...aku mesti berjuang lagi nih. Kirain udah menang hahaha,” aku ketawa geli.
Aku menengok ke Mbak Ita yang sedang membatik selendang keduanya.
“Nggak frustasi, mbak?” Aku cari teman nih hehehe...
“Nggak, ini kan upayaku berdamai dengan diri sendiri. Biar sabar,”, katanya
Aha... ternyata banyak alasan orang belajar membatik. Kirain aku aja yang punya agenda terselubung dengan membatik.


Aku melihat Erick, instruktur juga (ada dua instruktur di sana), membentangkan kain batik buatannya di depanku. Desain mainan natal. Bentuknya bulat2 semua tapi tidak ada satupun yang isen-isennya (isi dalam buletan) sama.
“Wow...berapa lama kamu ngerjain itu, Rick?”
“Aku ngerjainnya nyambi aja kok, mbak. Kira2 setahun lah selesai,” jawabnya
“Wah kalau aku bisa seumur hidup tuh,” kataku sambil terus menatap batiknya yang sudah memakai teknik tinggi itu. Depan dan belakang nggak sama lho...hebat ya!!!


Akhirnya, sebagai murid aku pasrah. Aku mulai membatik sisi belakang dari serbetku. Bisakah aku menyelesaikan semuanya? Hayo tebaaaak!
“Erick... belakangnya tinggal sedikit. Tinggal bikin tapak macan nih dan aku bosan. Bosan beneran. Dibantuin guru boleh nggak?” tanyaku sambil senyum2 meminta belas kasihan guru.
Erick menghampiriku: “Tinggal dikit lho, mbak.”
“Biar dikit kalau bosan gimana?” kataku datar.
“Oke deh... guru membantu murid,” katanya lucu.
Akhirnya selesailah proses membatik. Lanjut ke proses pencelupan. Aku hanya boleh memilih satu warna. Dan aku memilih biru tua. Trus kain direbus. Terakhir dijemur.

“Kalau mau beberapa warna, setelah dijemur kain harus dibatik lagi. Kita membatik sebanyak berapa warna yang kita inginkan,” kata Benny.
Waduh... baru denger aja aku sudah stress. Bayangkan beberapa kali mengerjakan hal yang sama. Luar biasa!
“Pantes harga batik tulis itu juta2an ya,” kataku kagum.
Aku jadi ingat para pembatik yang pernah aku temui saat Rotary Club dijamu oleh Ibu Danarsih Santosa, pemilik Danar Hadi, di Solo. Rata2 mereka sudah sepuh. Tekun sekali mereka pastinya.
Hari sudah siang. Aku berjanji ketemu Oni di Citos, untuk membicarakan fotografi, tepatnya sharing ideku untuk portfolio fotografinya. Dengan bangga aku bawa batikku yang masih agak basah itu turun dari mobil. Oni jadi orang pertama yang aku pamerkan batikku ini. Cowok pelit pujian. Yang datang malah pertanyaan teknis, gimana cara membuat pinggirnya agar tetap berwarna putih? Alamaaaaak... aku pun menjelaskan sambil menyeruput green tea di Coffee Bean.

Sekarang serbet batikku aku tempel di pintu kulkas, bersama gambar2 buatan Caitlyn, my beloved niece. Sama2 karya pemula hahaha.... Well... aku baru menang 90% dari batik seukuran serbet makan. Aku harus menang lebih banyak lagi. Aku akan meminta Benny menyiapkan kain ukuran panjang untuk syal. Minggu depan aku akan membatik lagi. Berusaha lebih keras lagi.
Thanks to Mbak Ita, a great supporter I have ever had.

Wednesday, January 30, 2008

Hari ke-5: Purwokerto OFF-ROADER BERSALSA DI PEMATANG SAWAH

Himbauan: Lebih asyik baca urut lho. Kalau belum baca yang sebelumnya, scroll down dulu ke artikel “Hari ke-4: Balik ke Purwokerto NAIK TURUN GUNUNG (LAGI!) DIBONCENG MOTOR”

Senin, 28 Januari 2008. Pagi hari dari hotel kami menyempatkan naik ke Pancuran 7 di Kawasan batu Raden, untuk menikmati refleksi di kawasan pancuran air belerang. Pemandangannya spektakuler. Duduk menatap lembah sambil dipijat. Ruaaaar biasa. Ini adalah persiapan kami untuk tujuan berikutnya, yaitu Gunung Lurah.

Untuk ke Gunung lurah, kami dapat pinjaman jeep 4-wheel drive dari Perhutani. Jalan menuju gunung ini memang sadis. Batu2nya besar2 dan ada kelokan tajam menanjak. Di tengah jalan kayak gini Mbak Ita bisa tidur. Anak gunung emang beda! Sementara aku berusaha melenturkan badan mengikuti irama ban mobil. Kondisi jalan betul2 unpredictable! Mobil bergoncang2, kadang hampir miring. Kalah deh roller-coaster di Dufan. Off-road abeeezzz! Untung sang supir sudah biasa buka hutan hehehe... Tapi ini relatif lebih aman lah dibanding naik motor kemarin. Rodanya empat. Dan cerdas semua.

Pak Seno, Kepala LMDH di daerah itu, sudah menunggu kami. Kami turun dengan pandangan takjub karena berada di sebuah lereng dan dikelilingi pegunungan. Di tengah2 pegunungan itu dulunya adalah danau. WOW (huruf besar semua!!!) Speechless lho! Rasanya cita2 punya rumah mungil di lereng gunung hampir jadi kenyataan nih (being optimistic!). Dengan dada masih WOW, Pak Seno mengajak kami pergi ke tempat lain nggak jauh dari situ. Kami di ajak ke sawah2. Melewati pemukiman penduduk. menyeberang kali. Lepas dari situ terhampar sawah seluas mata memandang. Kami jalan di atas pematang sawah. Aku baru tau ternyata pematang sawah itu lebarnya cuma secuplik, kira2 20-25 cm dan di atasnya ada batu2 buat pijakan. Nah... disinilah adegan Salsa dimulai. Satu tangan Pak Seno tidak lepas dari tanganku, kayak pasangan Salsa gitu lah... Bukan usaha mesra lho...takut jatuh ke sawah bo!

Jalan di pematang betul2 menyita konsentrasiku. Sedikit saja aku mencuri pandang untuk menikmati pemandangan badan mulai hilang keseimbangan dan cengkeraman tanganku pasti makin keras. Mungkin dalam hati Pak Seno mbatin ya... aduh...ini cewek Jakarta jalan di pematang repot amat. Gimana jalan di atas rambut dibelah tujuh??!! Jangan cemas pak. Nanti saya akan nawar minta dibelah dua aja. Tujuh ketipisan.

Puas memandangi gunung dari tengah sawah, kami berjalan ke arah rumah Pak Seno. Jalan yang diambil berputar agar ada variasi. Terdengar gemericik air. Kami sudah dekat kali. Di situ ada deretan kincir. Kami nggak bisa berlama2 di sana karena mulai gerimis. Setengah berlari kami mencapai rumah Pak Seno, untuk makan siang di rumahnya. Sambalnya bikinan bu Seno enak lho, mirip bikinan ibuku.

Inilah akhir dari petualangan kami. Well... aku merasakan ini sebagai petualangan. Padahal sebetulnya adalah business trip huahaha... Pulang dari sini Pe-eRnya segudang. Meeting... meeting... dan meeting lagi... mungkin itu memang takdir yang harus dijalani, untuk sebuah mimpi bisa menatap lembah setiap hari (ceileeee!). Anyway, I love you, love! You are great! You brought me to these fantastic places.

PS. Thanks to Bilwan, Mbak Ita, Miki, Santo, Pak Broto, teman2 ArgoWilis, dan teman2 lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu apalagi dua berdua.


Special thanks to my sister, Ita, who I believe always accompanies me from heaven (hidup gue masih caur nih, Nick!).

Also to my dad who kept on calling me and sending me SMSes, asking where I was (bokap suka lupa kalau aku sudah bukan anak2 lagi, bukan pula remaja hahaha...).


God Bless you all!

Hari ke-4: Balik ke Purwokerto NAIK TURUN GUNUNG (LAGI!) DIBONCENG MOTOR

Himbauan: Lebih asyik baca urut lho. Kalau belum baca yang sebelumnya, scroll down dulu ke artikel “Hari ke-3: Magelang LOSARI COFFEE PLANTATION”

Minggu, 27 Januari 2008. Matahari pagi masuk mengetuk pintu kaca. Hangat sampai ke tempat tidur. Artinya kesiangan bangun nih choy! Tanpa mandi kami jalan2 di seputar plantation dengan tour guide Mbak Ita. Masuk ke vila2 baru, ngerendem kaki di private swimming poolnya Bella Vista, ngobrol di warung kopi. Pulangnya dioleh2in cawan batok kelapa, beberapa kantong biji kopi, bubuk kopi, sampai gula aren hasil produksi Losari. Ciamik tenan!

Pagi ini harus check out. On the way ke reception area, kami mampir ke gallery terus ke kantor Gabriella Teggia untuk pamit. Bule Italia ini memang jempolan. Kok ya bisa2nya nemuin coffee plantation and bernasib baik bisa memilikinya sejak tahun 1991. Mungkin darahnya memang di bisnis resort kali ya. Sebelumnya Gabriella juga membangun Amandari Resort di Ubud, Bali. Umurnya udah 60+ lho...tapi spiritnya luar biasa. Aku kagum dengan upayanya dalam merangkul komunitas sekitar plantation, memberikan training dan mempekerjakan mereka. Well...pelajaran dari sini adalah. Kalau mimpi jangan tanggung, neng!

Kami kembali ke Puwokerto, karena sudah ditunggu teman2 ArgoWilis di markas mereka. Tujuan petualangan siang ini adalah Desa Kubangan, di lereng gunung. Liat kali gede plus kinciran air banyak. Pendakian cukup jauh, terjal dan berbatu2, akhirnya kami memutuskan naik motor. Aku milih dibonceng Bilwan biar bisa protes minta berhenti kalau mulai ketakutan, karena nggak biasa naik motor. Jalan mendaki pula. Di samping kanan lembah pula. Ini lebih mencemaskan dibanding menghadapi klien sangar hehehe... Usaha meditasi (baca: menenangkan diri di atas motor) sia-sia karena jalan ngronjalan. Beberapa kali minta turun karena selain batu2nya besar jalannya juga becek. Daripada jatuh di atas kubangan tanah, mending jalan dah hahaha...

Motor cuma bisa sampai sebelum jembatan. Habis itu harus nyebrang kali di atas jembatan batang pohon. Sama hebohnya. Karena melihat aku takut, teman2 Argo Wilis datang jailnya. Mereka sengaja menggoyang2 jembatan kayu saat aku di tengah2 kali. Gokil nih! Spontan dong teriakan keluar buat membuang stres. Gantian mereka yang kaget mendengar teriakan ku yang maha lantang itu hahaha...emang enak!

Sampai ujung jembatan kami disambut jalan mendaki berbatu dan terjal. Dengan sisa2 napas aku teruskan perjuangan. Sampai akhirnya tiba di perkampungan penduduk, disambut suara sapi dan kambing di kandang masing2. Mungkin mereka ngasih semangat aku ya... “Don't give up, Chris!!! Something great awaits you up there! Gitu kali arti “moooo” dan “mbeeek” mereka. Dengan pemahaman semangat itu aku maju terus. Sampai akhirnya here I am... aku paling belakangan sampai ditemani Kolihin (kalau nggak salah dengar dia nyebut nama). Mereka yang sudah sampai tampaknya asyik main air di aliran sungai yang deras itu. Aku disambut dengan tatapan bangga (GR nih). Ikutan copot sepatu and main air, sambil lihat pemandangan. Asyeeek!

Hari mulai gelap. Mesti turun lagi. Lewat jembatan kayu lagi. Diisengin teman2 ArgoWilis lagi. Naik motor lagi. Heboh lagi!!! Naik motor turun ternyata perlu nyali ganda. Sekali2 motor ngesot ato jig-jag menghindari batu. Jantungku ikut jig-jag, tapi untung nggak ikut ngesot. Turunan cukup curam dan Bilwan rajin ngerem. Aku teriak2 heboh. Tiba2 motor berhenti dan Bilwan bilang: “Mau nyupir loe?” Aku kaget and geli banget...tanpa sadar aku melorot ke depan dan membuat tubuh Bilwan ikut melorot sampai ke stang. Kami ngakak nggak karuan. Swer...aku nggak tau tata krama naik motor mesti gimana saat menghadapi turunan curam kayak gitu dan nggak bermaksud take over kerjaan bilwan nyupir motor. Jangan tersinggung gitu dong, Brur! I trust you kok!

Perjalanan hari ini selesai. Sampai sekarang aku nggak bisa menahan tawa kalau ingat kejadian memalukan itu. Untuk perjalanan besok Bilwan memutuskan mencari 4-wheel drive karena medan lebih riskan. Aku dan Mbak Ita menginap di Batu Raden.

Hari ke-3: Magelang LOSARI COFFEE PLANTATION

Himbauan: Lebih asyik baca urut lho. Kalau belum baca yang sebelumnya, scroll down dulu ke artikel “Hari ke-2 – Banyumas NAIK TURUN GUNUNG”

Sabtu, 26 Januari 2008. Banyak teman, banyak rejeki. Aku percaya banget ini. Teman buatku selalu mendatangkan blessing, apapun bentuknya. Kali ini aku dapat rejeki menginap di resort yang semalam ratusan dolar. Gratis. Mbak Ita, sepupunya Bilwan, juga salah satu shareholder di sana kebetulan akan ada meeting. Aku dan Bilwan kebawa deh. Dan key (istilah mereka untuk tiap vila) yang dipilihnya adalah kategori Ambar, salah satu vila yang besar, dua kamar. Cool!

Luas total plantation ini adalah 22.9 ha. Ada sekitar 32 keys (vila) di sini. Dan setiap vila beda2 desainnya. Bella Vista adalah vila paling besar. Biasanya tamu2 VVIP menginap di sini, termasuk SBY pernah juga lho bermalam. Nah, fotoku yang ada di sini adalah foto di kursi dimana SBY duduk dengan pose juga mirip begitu katanya hahaha...Vila yang aku tempati namanya Merapi 1. Semua vila dikasih nama sesuai gunung dimana vila itu menghadap. Dipikirin bo!

Kegiatan di pagi hari adalah yoga. Kami bertiga ikut kelas ini. Kali ini badan yang mesti diplintir2, setelah sebelumnya kaki nggak berhenti naik-turun gunung. Habis yoga sarapan buah, minum jus, makan kentang dan omelet. Wah sehat bener. Habis itu mandi. Mbak Ita lanjut dengan meeting, sedangkan aku dan Bilwan ikut plantation tour bareng satu kelurga dari kedutaan Jerman dan dua cewek Jakarta. Mas Hermanto, sang tour guide, cerita tentang sejarah plantation ini, mulai dari jenis kopi yang ditanam, bentuk daun pohon kopi, mitos kopi luak dan lain-lain. Ujungnya adalah proses dari biji kopi sampai jadi kopi bubuk. Kami pun "ditraktir" di warung kopi. Betul2 suasana warung kopi. Gelas kampung plus tatakan nggak nyambung. Disuguhi biji kopi yang dimakan bareng gula aren sebagai cemilan. Juga minum jamu hasil bikinan ibu warung. Emma, satu setengah tahun, si anak keluarga Jerman itu (lupa nama ortunya) dikasih jamu ternyata ketagihan dia. Batok kelapa tempat minum jamu nggak lepas dari tangannya. Tinggal dikasih kemben bakal jadi gadis jawa tuh hehehe...Lutuna ci emma!

Selesai plantation tour kami ngabur ke Magelang. Mampir ke toko batu di pinggir jalan. Aku beli cobek batu buat bikin sambal. Bilwan beli cobek batu buat asbak. Kompak bener! Lanjut ke toko oleh2. Aku beli getuk Trio dan wajik buat anak2 kantor. Bilwan beli wajik dan bakpia pathok buat istrinya. Nah, ini kurang kompak! Dalam ketidakkompakan oleh2 itu kami pulang ke Losari.

Sorenya, aku dan Mbak Ita menikmati spa yang aujubilah mahalnya dan Bilwan bengong di kamar hehehe... Eh nggak bengong deh. Ternyata dia asyik browsing2 internet. Malamnya kami dinner. Ketemu teman2 Mbak Ita yang lain. Minum segelas wine. Toast buat kesehatan. Tidur lebih nyenyak. Wong namanya habis pijet2 lha yaw!!!

Hari ke-2 – Banyumas NAIK TURUN GUNUNG

Himbauan: Lebih asyik baca urut lho. Kalau belum baca yang sebelumnya, Scroll down dulu ke artikel “Hari ke-1 – Purwokerto KANTOR GAYA LESEHAN”

Jumat, 25 Januari 2008. Setelah sarapan, kami diajak ke Hutan Pinus di Kawasan Wisata Batu Raden, bersama Pak Broto dan dua anak buahnya di Perhutani; plus Miki, temannya Bilwan dari Jakarta. Di sana kebetulan sedang ada rapat, jadi kami sempat dikenalkan ke beberapa orang lagi. Meriah deh!

Nuansa di tengah hutan itu bagus buat self healing lho. Deretan pohon dan hamparan hijau saat menatap lembah bikin kabarnya bisa mengurangi minusnya mata. Wangi hutan plus basahnya embun pagi sehat buat paru-paru dan kulit. Ideal memang kalau bisa tinggal di lereng gunung ya??? One of my dreams nih.

Masih di Kawasan Batu Raden. Kami ke Lembah Sunyi. Asli bo... sunyi banget. Sepanjang jalan cuma kedengaran gemericik air. Soothing banget deh. Batu2 alam besar dan kecil saling rukun menata diri agar terlihat begitu indah. Percikan air terjun membuat mereka terlihat solid dan bersih kehitaman. Di pinggiran ada sesajen tanpa menghadirkan kesan angker. Bagus juga kali ye... buat ngingetin pengunjung, yang konon kabarnya kebanyakan orang pacaran, agar nggak heboh di tempat secantik ini. Oh ya, sempet ketemu uler air juga lho. Dia lagi asyik lirak-lirik tampaknya. Dan sebelum dilirik, aku mempercepat langkah alias ngibrit hehehe... Dalam perjalanan keluar dari Kawasan Batu Raden, kami juga sempat melihat micro hydro berkekuatan 20.000 watt yang dipakai sebagai pembangkit listrik.

Acara dilanjutkan dengan early lunch di warteg si samping Restoran Pring Sewu. Warteg ini kami namakan Pring Satus karena so pasti jauh lebih kecil dari Pring Sewu (satus = seratus, sewu = seribu). Mungil, sederhana, bersih, enak (terutama tempe kedelai hitam goreng). Wah... boleh juga nih dilirik Pak Bondan Winarno buat Wisata Kuliner Jalan Sutranya. Hebat deh Bilwan kalau urusan warteg hahaha!

Habis itu kita ke kantornya Bilwan. Ngobrol2, diskusi, and siap-siap untuk ke Telaga Pucung, yang terletak di puncak bukit. Dalam per jalanan ke sana, masih di dalam kota kami menemukan Soto Sokaraja Jalan Bank yang ngetop itu (kalau nggak salah sudah masuk ke acara kulinernya Pak Bondan di Trans TV nih). Menurutku soto ini enak dan aneh. Anehnya? Soto kok pakai sambel kacang. Enaknya? Silakan dirasakan sendiri ya...

Telaga Pucung jadi awal perjalanan di wilayah Banyumas. Maksudnya, jalaaaan terus (literal nih, jalan pakai kaki). Naik-turun lereng gunung. Jauh, capek... tapi sehat. Belum pernah aku keringetan sampai kaos basah begitu. Bisa diperes tuh. Lihat apa di atas? Ya lihat Telaga di dada gunung. Telaga dengan pemandangan lereng, telaga dengan pemandangan hamparan dinding gunung. Pemandangan langka buatku. Di sini sedang ada pembangunan vila. Menurutku desainnya nggak banget deh. Nggak menyatu dengan lingkungannya. Kami diberi penjelasan oleh (mungkin) project leadernya dan kami hanya manggut2, nggak enak mau komentar. Tapi dasar perempuan, sebelum pulang Mbak Ita nggak tahan untuk protes kursi taman dari beton yang nggak pas letaknnya dan kurang ergonomis, dan aku nyentil soal pekerja yang membuang cat di aliran sungai. Ditraining dong Pak!

Tujuan berikutnya? Curug Cipendok, air terjun setinggi 92 meter. Bolak-balik ada kali satu jam jalan. Yang aku inget nggak karu2an deh naik-turunnya. Bikin detak jantung kuenceng and lutut rasanya mau copot. Buat aku ini sudah pencapaian yang luar biasa. Harusnya bawa bendera bertuliskan “chris maryanto” atau “[ki:] Group kalau perusahaan mau nebeng hahaha... ya kayak para pendaki gunung itu lho, sampai di atas ditancepin. Weleh...weleh... heboh amat! Sementara Mbak Ita heboh sama kamera SLRnya dan masih bisa hahahihi. Lha buat dia nggak sebanding lah yaw dengan Himalaya yang berhari2 didakinya. Tuhan memang adil dan tahu betul kekuatanku. Aku cuma disuruh mendaki lereng2 gunung aja.

Next destination?
Hutan di pinggir jalan raya Purwokerto - Semarang, berseberangan dengan Kali Serayu. Mampir sebentar di sana untuk lihat nursery pohon damar dan lain2 dan menikmati kali Serayu nan indah dengan jembatan kereta api puanjang banget. Lanjut ke Gunung Selok di daerah Cilacap. Naik Gunung juga. Tapi lebih manusiawi. Bisa naik mobil sampai puncaknya. Kami berhenti di puncak gunung, dimana Padepokan Agung Sanghyang Jati berdiri. Saat membuka pintu mobil, suara puji2an atau matra Budha seolah menyambut kami. So peaceful. Kami melewati beberapa tempat lokasi berdoa atau bermeditasi. Kami berpapasan dengan Bikkhu Dhamma Tejo tepat di tempat doa dengan pusat energi yang paling bagus yang mereka sebut dengan Kaki Langit. Di sini pula, pak Broto, Bilwan, dan Santo (driver) melakukan sholat. Pemandangan langka simbol kerukunan antar umat beragama. Moslem sholat di Wihara, dipotret oleh seorang Katholik (aku).

Dari sepanjang tempat doa di atas gunung ini kami bisa menikmati hamparan pasir dan air di laut. Pikiran ploooong. Kami ngobrol dengan Bante Dhamma Tejo, dijamu kopi dan buah-buahan. Eit... karena denger gosip Bante bisa lihat aura, aku dan Mbak Ita nggak mau hilang kesempatan minta dilihat juga lho... “Auranya bagus,” kata Bante. Gimana nggak bagus, lha wong baru pulang Tapa Brata je, tujuh hari enam malam kerjanya meditasi melulu hehehe...

Kami turun gunung saat sunset. Kueren banget. Meninggalkan wilayah Banyumas untuk ke arah Magelang. Makan malam di Ayam Goreng Bu Mansyur, di depan alun2 Banjar Negara. Dari situ lanjut ke arah Magelang, tepatnya ke Losari Coffee Plantation. Pengalaman hari ke-3 yang beda.

Hari ke-1 – Purwokerto KANTOR GAYA LESEHAN

Kamis, 24 Januari 2008, Stasiun gambir 17.45. Akhirnya aku naik kereta lagi. Ternyata aku ke Purwokerto lagi. Dan travel mateku adalah mbak Ita – team leader Tujuh perempuan Indonesia Pendaki Himalaya. Isn't that great? Sebelumnya aku ketemu mbak yang satu ini untuk urusan kantor. Sesekali kami ketemu di tempat meditasi. Obrolan ngalor-ngidul dan sharing soal hidup dan kehidupan mengalir di atas rel kereta membuat perjalanan lima jam jadi nggak terasa.

Memang nggak nyangka banget kalau aku akan kembali lagi ke kota ini. Tahun lalu aku ke sini untuk menghadiri pernikahan sepupu. Nggak pernah kepikir akan balik lagi karena memang simply nggak punya alasan untuk balik. Sekarang aku sudah nemu alasannya. Pertama, karena beberapa kali ditelpon Bilwan (partner di kantor), yang lagi heboh melakukan eksperimen di sana; kedua, karena juga sudah lama banget nggak ketemu dia, jadi itung2 nengokin dia; ketiga, dia ingin sharing potensi bisnis yang bisa dilakukan bareng; keempat, aku lagi jenuh juga di Jakarta. Obviously I have more than enough reasons to go.

Mendekati jam 11 malam kami tiba di Purwokerto, transit sebentar di kantor Bilwan di Jl. Kober, untuk melihat2 kantornya. Mungil nan lucu. Nggak ada meja dan kursi kantoran. Yang ada bangku kecil untuk meletakkan monitor (fat and slim) dan bantal untuk menempelkan pantat. Kantor gaya lesehan! Dari tempat mungil ini semua yang bekerja di sana bisa berkomunikasi dengan dunia lewat internet karena jaringan ITnya canggih cing! Dan... mereka juga membantu membuatkan fasilitas yang sama untuk ArgoWilis, Komunitas Pemuda di Desa Sokawera. Jadi siapapun di desa itu yang mau belajar komputer dan melihat dunia lebih luas dari desanya bisa memanfaatkan network itu. Kueren!

Nah, sekarang urusan belakang nih alias kamar mandi garis miring toilet. Buat aku ini tempat paling menentukan apakah aku suka atau tidak suka, betah atau tidak betah di suatu tempat...klenik banget deh hehehe... Kamar mandinya keren lho... ada dua pula. Yang satu pakai shower dan wastafel (belum dipasang) dan yang satu lagi hanya kloset putih. Desain alami, dengan batu2an. Lantai di bawah shower adalah batu2, jadi waktu mandi sekalian bisa refleksi katanya hehehe... Akur nih, kecerewetanku soal kamar mandi didengerin. Siiiip!

Tengah malam, kami menutup hari dengan minum skoteng dan diantar ke hotel untuk istirahat untuk melanjutkan perjalanan hari ke-2.

Sunday, January 20, 2008

Sahabat

Berteman boleh dengan siapa saja. Tapi bersahabat harus pilih-pilih. Boleh dong?! Aku memilih sahabat-sahabatku dan mereka memilih aku sebagai sahabat. Klop kan? Inilah yang terjadi dengan kami berempat. Ochi, Santi, Nani dan aku. Bagaimana kami saling memilih? Panjang ceritanya.

Dengan Ochi, aku pernah melakukan beberapa perjalanan. Yang paling berkesan adalah perjalanan overseas. Overland pula, Singapore – Chiang Mai. Backpacker pula. Tanpa plan yang jelas. Tanpa bawa uang banyak... lha wong kami saat itu baru lepas usia kepala dua and baru kerja di tahun2 pertama kok, so pasti nggak punya banyak tabungan... tapi punya segudang nyali. Rute pertama, Jakarta - Batam. Garuda business class. Ini kasusnya kepepet lho, karena tiket ekonomi habis padahal sudah ambil cuti. Muter2 di Batam, trus ke Singapore. Nginep di apartemennya Yoko, jurnalis Jepang temennya Ochi. Nggak sengaja di Singapore ketemu terminal. Nah... di sinilah petualangan dimulai. Kami memutuskan untuk tidak berleha2 di Singapore. Dengan modal peta, kami ingin overland sampai dimana kami mesti berhenti entah karena waktu cuti sudah habis atau uang sudah sekarat. Mana yang paling dulu aja. Untuk menghemat, tiap malam kami tidur di bus. Kami atur bagaimana caranya tiap malam kami selalu dalam perjalanan dari satu negara/kota ke negara/kota lain. Sampai di negara atau kota tujuan mencari taksi untuk ke hotel berbintang lima bo! Mau check in? Boro2 deh. Numpang cuci muka dan bersih2 doank kok. Biar gembel kami hygienic. Juga praktis. Saat mau city explore, kadang sewa taxi, charter mobil, atau ikut city tour dari hotel. Kalau yang begini jangan ngirit! Ngobrol dengan supir atau dengerin tour guide bisa lebih mahal nilainya dibanding ongkos sewa mobil atau argo taxi seharian keliling kota atau ongkos ikut tour.

Sepanjang jalan kami menikmati petualangan dengan penuh hahahihi karena banyak kejadian yang menggelikan bikin otot mulut, otot mata dan otot perut kontraksi terus. Pernah disemprit peluit polisi di terminal karena nggak tau lagu Raja Thailand lagi dikumandangkan di seantero negeri dan kami harus ikut berdiri seperti semua orang di sana (Lha...mana kami tau itu lagu raja. Kirain lagu dangdut, soalnya kalau di terminal di Indonesia kan biasanya lagu dangdut. Maap. Terpaksa deh kaki yang lagi asyik diongkang2 harus ikut tegak). Ada lagi yang kocak. Mau beli tiket bus di Chiang Mai repotnya minta ampun. Masalahnya cuma mau konfirmasi apakah tiket sudah termasuk makan malam? Dari mulai pakai bahasa Inggris yang baku, Inggris jalanan, akhirnya kesel pakai bahasa Jawa. Tetep nggak beres tuh masalah. Akhirnya tiket di tangan. Bener deh, tiketnya tanpa makan malam. Cilaka, padahal uang udah cekak dan campur2 mata uang tiga negara. Akhirnya waktu bayar makan, dompet coin aku tuang di atas meja dan kami biarkan encik2 di restoran ngambil uang sebanyak yang kami harus bayar. Biar gembel kami nggak itungan hahaha. Kejadian lain lagi, ke pasar malem and nawar baju pakai kalkulator. Lha wong nggak bisa ngomong bahasa lokal je!!!

Kami sibuk mentertawakan diri sendiri dan mengajak orang untuk tertawa bareng lewat keluguan kami. Tepatnya kenekadan kami. Thank God. Tiap kali kami keder selalu saja ada yang membantu. Mungkin tanpa sadar kami menyebarkan energi positip. Ceile! Tiap malam kami membaca peta, bikin rute perjalanan. Saat di Bangkok karena belum tau mau tidur dimana, aku nekad mengajak Ochi untuk ke Embassy Indonesia, untuk tanya kali2 seniorku di kampus dulu, VinVin, masih ada di sana. Dan hidup selalu penuh kejutan! Sang petugas langsung menelepon ke apartemen VinVin, dan senior yang baik ini menjemput kami dan mengajak kami menginap. Pucuk dicinta ulam tiba! Besoknya diantar jalan-jalan pula. Life is beautiful, isn't it?

Dengan Santi. Dia juga seniorku di kampus, satu tahun di atasku; adik kelas VinVin. Kami ke Toraja saat itu. Ini perjalanan yang aman karena kakaknya Santi, Mbak Endang dan Mas Yong selalu mengawal kami dengan fasilitas hahaha... Aku senang karena bisa ke Katakesu; masuk ke Liang, goa tempat penduduk Toraja dimakamkan; ikut Mabadong, tarian sebelum acara pemakaman, dll. Aku sempat disangka turis Jepang lho karena tampangku dulu pale banget. And Santi disangka tour guidenya, karena ia gadis Toraja asli yang hitam manis ckckck... Aku masih ingat raut mukanya yang jengkel karena kasus ini.

Satu kenangan yang paling berkesan buatku adalah waktu balik lagi ke Liang buat beli boneka Toraja. Aku yang nyupirnya masih belepotan, nekad nyupir sendiri ditemani Santi. Di kiri jurang, di kanan gunung. Papasan dengan mobil dari depan pula. Gubrak!!! Jantung sempet ciut juga lho! Tapi siapa yang lebih nekad hayo? Yang ngasih mobil bukan??!! Thanks Mas Yong. Berkat kepercayaanmu nyali jadi makin berkobar. Prinsipnya satu. Asal niatnya baik pasti tujuan tercapai. Ya nggak?

Dengan Nani. Ini terbilang unik. Dia adik kandung Endang, juga seniorku di kampus, seangkatan Santi. Aku belum pernah senasib dalam perjalanan jauh dengan Nani. Paling benter ke Bandung doang. Itu juga cuma sekali. Perlu dicaritau nih, kenapa bisa bersahabat dengan cewek borju ini hehehe... Yang jelas, dia selalu menyediakan rumahnya buat pelarian kalau aku takut sendirian di rumah. Aku geli kalau ingat aku terpaksa tinggal di apartemen delapan bulan karena rumah harus direnovasi. Ada kejadian orang bunuh diri loncat dari tower sebelah. Seminggu lebih aku nggak mau tidur di apartemen and ngacir ke rumah Nani. Well... sudahlah aku memang nggak suka apartemen, ditambah kejadian itu. Lengkap deh sebelnya! Yang seru lagi, waktu aku “ngidam” soto mie, Nani bela-belain pulang kantor nemenin aku makan soto mie di Spicy Garden. Tapi teuteup... kalau sama dia ujung2nya shopping bo! Soto Mie cuma dua puluh ribu perak, gesek2 kartu kredit di Sogo meriah banget hahaha.... Maklum Sale sale sale...

Apa yang mengikat kami berempat? Tak lain dan tak bukan adalah karena diantara kami ada ikrar kemerdekaan yang tidak tertulis. Nggak pernah tahu malu, alias nggak malu ngetawain diri, nggak malu ngetawain hidup kami. Life is a joke! Kalau kata Sark, dalam bukunya "Succulent Wild Women" bisalah kami memenuhi definisinya sebagai woman at any age who feels free to fully express herself in every dimension of her life. Begitulah kami memandang hidup. Gile bener! Ada jejak dalam diriku yang ditinggalkan oleh Sark dari bukunya "Succulent Wild Woman" dan "The Bodacious Book of Succulence", yang aku baca lebih dari sepuluh tahun silam. Fantastic!

Nuansa Life is a joke muncul lagi setelah sekian tahun nggak saling ketemu dalam formasi lengkap, empat orang. Maklumlah, kami sempat tercerai-berai saat masing-masing mengejar impian, tepatnya menjalani takdir hehehe... Nani sekolah lagi di London, dan Santi ke Melbourne. Ochi dan aku walau tetap di Jakarta sibuknya minta ampun. Maklum sekarang kami sudah nggak dianggep anak bawang lagi di kantor. Umur udah meriah bo!

Sabtu lalu, 19 Januari 2008, kami berkumpul lagi. Lunch di Sushi Tei untuk ultahnya Santi and Nani (dua2nya tanggal 17 Januari euy). Kekacauan terjadi lagi. Nani iseng nyelipin tissue instead of tips di dompet bill, gara2 kesel dengan service yang lemot. Pantesan waktu aku mau ngeluarin uang buat tips semua pada angot. Ternyata ada plan jahil tersembunyi. Well...I was ok nggak ngasih tips, wong di situ sudah ada dan jumlahnya cukup besar karena kami kalap memesan makanan plus comat-comot sendiri dari meja bar karena perut nggak sabar menunggu hahaha... Habis makan, kami nonton film ditraktir Ochi. Tengkiyu Chay! Ngopi plus updating kehidupan masing2, termasuk masalah asmara tentunya... you know... girls! Kesimpulannya? Kita sama2 punya idola pria seperti Denzel Washington dalam “American Gangster”. He is obviously cool! Russell Crowe nggak dilirik2 lho...

Rebutan makanan, ngomentarin film ngalor-ngidul, saling ejek, nonsense talking, itu selalu jadi bumbu diantara kami (yang serius biar aja stay as office business!). Semua kayak dulu lagi. Kayak muda lagi. Bahkan kayak anak kecil lagi. Love among kids is so pure. No doubt! "Choose innocence," kata Sark. Satu2nya yang bikin kami sadar kalau kami bukan anak kecil ada di saat2 terakhir dimana kami harus mampir ke Hero untuk belanja keperluan di rumah. Jadi kayak emak2 kalau udah gini!

Jam menunjukkan Pk. 10 malam. Perpisahan harus terjadi. Di tas kami masing2 ada celana panjang putih. Sama merek. Sama model. Yang akan kami pakai kalau ketemu berempat lagi, di acara “Ladies in white!” Belum tau kapan. Edun kan? Kayak jaman SMA lagi!!!

Aku keluar Pondok Indah Mall dan membayar tiket parkir. Aku tanya: “Berapa mas?” Dan si mas menjawab “Dua puluh ribu rupiah, bu.” Wow... kami menghabiskan waktu sekitar 10 jam di PIM??? Love speaks!

Friday, January 4, 2008

Petit Shifa 4 - Post office around the town

On Monday I went to the post office
When I was there the post office had gone!
So I went back to my house.
?Dad the post office has gone!?
I said
?OH my God!?
Said dad

?Be patient dad! Maybe I was wrong way?
I said
?Okay, now you have to check the way again?
Said dad
Now I am going to the post office again with another way
?But the post office still gone?
I said

?Dad the post office still gone?
I said
?OH my God?
Said dad
?But I have to send that to my friend?
Said dad
?How about you tell me which way I have to go?
I said
?Yes good idea?
Said dad

Tin-tin
?Look dad post office around the town!?
I said
?Yes post office with a car?
Said dad
Dad ran to the post office car
And dad sent the mail to his friend.

Petit Shifa 3 - We are different!

Why we are different?
We are different because???
Most people have different eyes
Like me and my friends.
My friends have blue eyes
But I have black eyes

Most people like fishing
Like me, I like fishing
But some people don?t like fishing.
Ooh Poor??.. fishing was good.
The water was cold
And we can eat the fish!
But some people don?t like cold water

What color is your hair?
My hair is black
Maybe your hair is yellow or red or blue or green.
Somebody colored their hair
I don?t want and I don?t like that
do you want to color your hair?

I like swimming.
Maybe you like swimming too
Like me
Maybe we are the same!
Maybe you like cold water too!

kununurra
5th October 2007

Petit Shifa 2 - Go fishing at the sea!

bude, this is my second story
i make a story again but not finished yet
the third story is about we are different!
if i were finish i will send that to you
open my e -mail okay!.....


Josh and his dad want to go fishing.
Mom, I want to go fishing with daddy.
said Josh.
You are too little to go fishing.
said his mom.
No I am not too little to go fishing.
Bye mommy, bye Josh

Josh?s dad doesn?t get a fish
Josh not tired but his dad is so tired
Josh doesn?t want to go home
Josh can see so many fish
Look at this dad so many fish in here!!!!!!!
Came on catch them dad!!!!!!!
said Josh
Dad, now we got fish dad
said Josh.

Dad I like fishing!!!!!
Yes fishing was fun
said dad
Dad can we go fishing again?
Yes but not tomorrow
said dad
Why? I want to go fishing again tomorrow

Josh and his dad and the fish go back to the house.
Hi mom I?m not too little to go fishing
Look mom I got a fish!!!!!
Ok. We can cook that now
said mom
Ok mommy I will help you to cook that for us