Sunday, June 29, 2008

Old friends...

Apa hayo yang dicari saat sesama teman lama ngumpul lagi? Kalau aku biasanya mencari tahu perubahan apa yang ada di dalam diri mereka sejak terakhir kita bertemu. Nah, siang tadi akhirnya kami berlima: Agnes, Yuni, Mia, Yani, dan aku, menggelar pesta rujak, spagheti, pisang goreng, dan lycee (gak ada yang nyambung ya?). Kami kawan lama yang dipertemukan oleh KKMK (Kelompok Karyawan Muda Katholik) St. Anna. Kalau boleh sedikit sombong kami dulu bagian dari pelopor kegiatan kategorial ini. Memperkenalkan KKMK dan menggelar banyak kegiatan. Ya...semacam aktivis gitu loh. Tapi...jangan disamakan dengan aktivis2 yang banyak muncuk di TV yang bergerak atas nama HAM, kemanusiaan, dll ya... Jauh... sangat jauh berbeda! Kami nggak pernah demonstrasi atau menuntut ini dan itu. Hidup tanpa tuntutan jauh lebih nikmat bukan??? Niat kami saat cuma satu, gimana caranya kaum muda dalam satu paroki bisa ngumpul, beraktivitas, syukur2 dapat pacar dari situ hahaha... Ada yang sukses nih, semasa masih aktif mas Anton nekad melamar Agnes. Puisi2 mesra mereka membawa mereka ke pelaminan dan sekarang sudah punya buntut yang lucu2, Michelle dan Mariska. Setelah mereka ada beberapa lagi yang berjodoh di dalam pagar gereja. Sisanya masih melajang melanglang buana mengejar mimpi masing2 (mungkin percaya akan pepatah the grass outside the fence is greener hehehe... yang ada di luar pagar rumputnya sudah habis dimakan kambing tetangga bo!)

Begitulah, sekitar 13 tahun (kalau nggak salah hitung) kami asyik beraktivitas dari mulai bikin seminar profesional seputar kehidupan kantor dan lika-likunya, diskusi psikologis seputar pasangan hidup dan seks, rekoleksi, retret, sampai menghibur para lansia. Seru... seruuuu banget kalau ingat2 masa lalu yang masih lugu.

Berbekal ingatan masa lalu (yang sudah banyak hilang akibat doaku untuk melupakan masa lalu terkabul) aku mengamati nggak banyak perubahan dalam diri mereka. Secara fisik tampak seperti mereka yang dulu, cara tertawa dan guyonannya juga masih plek-ketiplek sama, hmmm... yang jelas isi kantongnya pasti sudah berbeda, wong posisi di kantor sudah semakin mapan tokh. Bisa ketemu begini adalah sebuah miracle lho.

Dari rumahku kami merencanakan jalan2, entah kemana... yang penting merdeka dari rutinitas. kalau jalan2 aku setuju buanget deh! As always... aku percaya jalan bareng, entah hanya keluar kota terdekat bakal merekatkan hubungan persahabatan. Love ties :) :) :)

Friday, June 13, 2008

Ck ck ck... hebat!

Aku mau sharing soal kekagumanku pada Dan n Tum. Hari ini aku dibuat kaget senang karena baru siang tadi mereka bilang mau ngiderin gula (baca: jual gula), hanya sekitar satu jam kemudian sudah pulang dengan tas plastik kosong. Artinya gula yang dibawa sudah ludes.
"Habis bu," kata Dar ceria.
"Wah...senang dong. Bawa berapa?"
"22 kilo, bu," Tum menyambung.
“Hebat!”
Wow... 22 kg gula ludes dalam tempo sesingkat itu. Ini seperti rekaman ulangan di hari Senin dan Rabu.

Can you imagine? Hanya dalam tempo sekitar 3 jam mereka bisa melakukan transaksi jual-beli gula sekitar 50 kg. Tentu bukan nilai nominal yang membuat aku kagum, tapi usaha mereka menjual 50 kg. Jumlah yang tidak sedikit buatku. Dalam tiga hari itu mereka sudah belajar praktek bisnis, langsung terjun bebas di lapangan. Tanpa teori macam2. Aku hanya ajarkan mereka untuk percaya kepada orang lain dan berbagi dengan orang lain (jangan serakah). Bikin sales lead biar gak buang2 waktu.

Bidikan mereka tepat. Kampung di sebelah kompleksku adalah sasaran mereka. Harga lebih murah dari pasar. Salesmanship mereka juga mungkin mulai terasah. Mereka juga belajar membuat keputusan di lapangan. Ini terbukti dengan harga gula hari ini yang lebih rendah lima ratus perak dari kemarin. Aku makin percaya, siapapun bisa berbisnis. Asal mau. Asal berani. Semua bisa dipelajari dan guru yang paling guru adalah masuk ke dalam medan transaksi. Berhadapan langsung dengan para pembeli, clients, customers, consumers, buyers, whatever!

Aku melihat masih ada 10 kg gula di dapur tapi mereka memutuskan akan mengembalikan kepada supplier karena tampaknya kualitas kurang bagus. Wow... Dar dan Tum juga bicara kualitas barang dagangannya. Isn't that great???

May all your dreams come true Dar... Tum...!

PS. Rohmani merasa bersalah kepada dua partner bisnisnya karena belum bisa ikut jadi sales. Well... no worry Rohmani... minggu ini memang banyak orang yang harus kamu antar.

PS. (lagi) Adikku, Yudhi, sudah mulai jawil2 untuk empower pembantunya, Ika. Menurut laporan isterinya, Tina, dia kehilangan benang segulung. Mungkin Ika pun ingin belajar jahit karena pernah melihat Dar dan Tum belajar menjahit aplikasi. Mungkin sekarang gulungan benang itu masih digenggamnya atau sudah jadi sulaman di bantal tidurnya hehehe... manusia yang satu ini memang agak kocak soalnya hahaha....

Sunday, June 8, 2008

Dar, Tum, n Rochmani jadi shareholders

Tiga nama di atas adalah milik orang2 yang setia membantuku di rumah dan menyupiriku di jalan. Guess what??? Mereka menerima tantanganku untuk mulai mikirin masa depan yang lebih panjang, yaitu dengan belajar berbisnis.

Tepatnya pulang meeting Rotary Club Kamis lalu aku mengajak mereka diskusi panjang, sampai hampir tengah malam. Aku iseng2 melempar ide bisnis gula merah atau gula Jawa. Di luar dugaan mereka sangat semangat. Aku kasih gambaran soal bisnis sederhana. Dasarnya cuma trust dan sharing. Kemudian aku pandu mereka bikin sales lead dan sebagainya. Karena ini akan 100% bisnis mereka, aku minta mereka kontak langsung dengan sumberku.

Duh senangnya kalau bisnis mereka ini bisa jalan. Mudah2an ini bisa jadi salah satu ilmu yang akan mereka ingat terus kalau suatu saat nanti harus kembali ke kampung halaman. Syukur2 kalau mereka bisa empower orang2 sekampung agar kampung mereka lebih sejahtera. Bisnisnya nggak harus gula lho... bisa apa aja. Tapi basic ilmunya tetap sama. Trust n sharing.

Mereka akan jadi shareholders lho... keren ya??? Besok pagi akan akan ada 25kg gula perdana di rumahku. Pesanku ke Dar n Tum cuma satu, jangan sampai ada semut ya... kan biasanya ada gula ada semut tuh hohoho...

Oh ya, satu lagi pesanku... kalau sudah sukses jangan lupa traktir soto mie... makanan ajaib yang sampai saat ini masih suka ngangenin lidahku.

Good luck Dar, Tum, Rochmani!

Monday, June 2, 2008

Menyebar Uang, Menuai...?

Pagi ini aku baca Kompas. Di hal 27 kanan atas ada foto lembaran uang betebaran di angkasa dan siap diperebutkan oleh warga. Kejadiannya di Stadion Baladika Group I Kopassus, Serang, Banten. Yang menyebarkan adalah Tung Desem Waringin.

Aku shock... uang (kabarnya berjumlah Rp100juta) dibagi2kan dengan cara disebarkan dari atas pesawat. Aku trenyuh nih dengan Publicity Stunt yang dilakukan motivator papan atas di saat bangsa ini perlu dimotivasi untuk maju, berpikir mandiri. Memang perut bangsa ini banyak yang kelaparan karena harga sembako naik mengikuti harga BBM, belum lagi pasokan listrik yang berkurang bikin banyak industri kembang kempis, ditambah nilai rupiah yang perlahan tampaknya akan melorot terus. Kalau niatnya menolong pasti ada cara lebih bijak jika ingin membantu rakyat (tanpa ada yang pingsan apalagi luka2 karena rebutan). Uang itu bisa jadi modal untuk bisnis kecil2an mereka lho, pak! Lebih capek sih karena perlu ekstra waktu dan tenaga tapi lebih panjang impactnya. Bapak akan melihat senyum di wajah orang Serang lebih lama dibanding dengan senyum sekejap saat bisa meraup uang dari pesawat. Aku yakin banget, hati orang2 ini akan dipenuhi suka cita karena ilmu dan modal yang mereka dapat. Ini namanya motivator dahsyat!

Tentu cerita akan berhenti jika tujuan Publicity Stunt yang heboh ini hanya karena cinta diri, promosi seminar gitu loh! Ya nggak ada larangan juga untuk ini. Wong kita hidup dikasih free will kok. And duit juga duit dia hehehe... cuma aku ngenes aja. Hari geneeeee...