Sunday, April 8, 2007

Paskah, sebuah kebangkitan cinta

Paskah kali ini membaca cerita tersendiri. Saya sengaja datang ke gereja satu setengah jam lebih awal. Alasannya sederhana, saya tidak ingin repot mencari tempat parkir dan tempat duduk. Saya ingin memastikan mendapat tempat duduk terbaik untuk hari istimewa ini.

Dua hari berturut-turut saya mengikuti misa di Gereja St. Servasius, Kampung Sawah, dua hari berturut-turut pula saya duduk di samping seorang anak yang hebat berusia sekitar 5-6 tahun. Sebuah kebetulan? Apakah ada kebetulan di dunia ini? Saya tidak yakin.

Sorot mata anak itu tajam dan yang membuat saya kagum adalah anak sekecil itu sudah tampak bisa menikmati misa yang panjangnya luar biasa (sampai 3 jam). Bagaimana mungkin? Tuhan menjawab pertanyaan dalam hati saya dengan membiarkan mata saya menatap ke Altar dan melihat seorang pria sederhana setengah baya keluar bersama dua orang lainnya untuk membacakan Alkitab dengan cara dinyanyikan (pasio). Anak lain yang duduk di samping si anak hebat berkata: "Itu Bapak kamu...jadi Yesus ya...". Hmmm... Pria setengah baya yang berperan sebagai Yesus adalah bapak dari anak hebat di samping saya. Sebuah bukti, pendidikan iman memang dimulai dari rumah. Sang Bapak telah menjadi contoh bagi anaknya. Saya menangkapnya sebagai kebangkitan di keluarga sederhana ini dan mungkin kebangkitan ini sudah berlangsung sejak lama sekali dan mereka tetap memupuknya. Sebuah kebangkitan yang abadi. Cinta adalah perekatnya.

Saya berkaca diri. Apa kebangkitan yang terjadi dalam diri saya? Saya mencoba menebak, mungkin kobaran api untuk kembali sharing kepada anak-anak SOS Desa Taruna (Kinderdorf), sebuah "panti asuhan" di Cibubur adalah jawabannya. Sejak beberapa hari yang lalu ada dorongan yang kuat berbisik untuk kembali berbagi dengan anak-anak di sana. Kalau tahun 1990-an saya berdiri di antara mereka untuk "mengajar" bahasa Inggris, sekarang saya merasa perlu berbagi dengan mereka tentang perjalanan hidup profesional yang saya alami. Istilah kerennya saya akan membuat vocational program. Sebagai praktisi Public Relations, saya akan mencoba menularkan semangat kepada anak-anak SOS untuk menjadi corong bagi tempat ini, tempat yang penuh dilema bagi mereka. Mereka akan belajar menjadi duta yang percaya diri; agar makin banyak orang datang ke sana dan berbagi cinta dengan mereka.

Saya bersyukur karena mengalami Paskah, bukan hanya merayakannya. Selamat Paskah. Tuhan memberkati.

Paskah 2007

No comments: