Friday, April 6, 2007

Cinta hasilkan sebuah artikel

Artikel ini dimuat di Harian Kompas lebih dari 10 tahun yang lalu. Saya angkat di blog ini buat inspirasi teman-teman, bahwa cinta ternyata bisa melahirkan sebuah artikel. Awalnya sederhana saja. Waktu itu kami belum pacaran dan dia tahu saya seorang copywriter. Karena kebetulan dia suka motret, akhirnya dia kepikiran untuk nulis artikel berdua. Mungkin biar sering ketemu kali ya hehehe...

Kisah cintanya sendiri sih sudah usang, karena kami sudah memilih untuk melanjutkan hidup sendiri-sendiri. Tidak ada penyesalan karena kami bahagia dengan pilihan kami masing-masing. Salah satu kekuatan cinta adalah membawa kebahagiaan bukan?

Sekedar info, Chris Maryanto adalah saya, perempuan tulen. Nama belakang adalah nama keluarga (ayah) yang selalu saya pakai karena saya bangga dengan beliau. Itu salah satu cara saya mengungkapkan cinta dan respek saya terhadap beliau.

Selamat membaca!

KOMPAS - Minggu, 19 Mar 1995 Halaman: 20 Ukuran: 7232
Penulis: MARYANTO, CHRIS/PANJAITAN, EDWARD

FOTOGRAFI IKLAN

BAGAIMANA menciptakan foto yang baik untuk sebuah iklan? Dan bagaimana membuat foto yang baik untuk sebuah iklan? Kedua pertanyaan di atas sekilas tampak sama, namun sesungguhnya berbeda. Yang pertama menekankan pada strategi periklanan (advertising strategy) sedang yang ke-2 menekankan pada teknis fotografinya. Singkatnya, keberadaan suatu karya foto untuk sebuah iklan tidak lepas dari "apa yang ingin ditampilkan/ditunjukkan, dan bagaimana menampilkannya". Itulah yang menjadi inti persoalan dalam fotografi iklan.

Disadari atau tidak, keberadaan iklan memberi subsidi biaya bagi para pembaca untuk dapat menikmati kehadiran informasi aktual di halaman-halaman media cetak seperti yang Anda baca ini. Tanpa iklan, harga yang harus dibayar untuk satu eksemplar media cetak mungkin akan menjadi berlipat ganda bahkan puluhan kali lipat. Lebih jauh lagi pengusaha media cetak bisa jadi bakal cepat gulung tikar jika tidak didukung iklan yang menjadi penyumbang terbesar dalam menopang kelangsungan perusahaan.

Diakui atau tidak, iklan memberi sumbangan penting bagi perkembangan ekonomi nasional. Bahkan, tanpa iklan (di samping iklan cetak) seperti spanduk, neon box, dan papan reklame lainnya, kota-kota besar akan menjadi sepi. Itulah iklan. Perkembangan dunia periklanan tidak lepas dari kemajuan bidang fotografi atau teknologi olah citra. Masing-masing berkembang secara simultan dan berdampak positif bagi perkembangan industri media cetak. Tanpa dukungan teknologi fotografi, dunia periklanan mungkin akan mandek. Sebagai konsekuensinya, wajah media cetak mungkin tidak akan sesemarak seperti sekarang yang keberadaannya sangat bergantung pada kehadiran iklan.

Bayangkan bila suatu media cetak hanya berisi tulisan-tulisan saja, tanpa sisipan satu foto pun. Bisa jadi, artikel yang sebenarnya menarik menjadi terlewatkan begitu saja. Itu sebabnya,setiap media cetak sekarang dapat dipastikan berisi foto (foto-foto)yang porsinya bahkan bisa melebihi kandungan beritanya.

Foto iklan
Dalam dunia fotografi, nilai sebuah foto secara umum sangat ditentukan faktor estetika dan kualitas citranya. Namun, foto-foto yang meraih penghargaan dalam suatu kontes fotografi, belum tentu dapat dipakai untuk sebuah iklan. Yang lebih berperan bagisebuah foto dalam periklanan adalah pesan yang mau disampaikan. Di sinilah perbedaannya. Jadi, foto yang baik untuk sebuah iklan adalah foto yang dapat membawakan misi khusus yang disampaikan secara visual kepada pembacanya. Dalam hal ini foto iklan harus dapat menelegramkan pesan yang dibawanya, serta membangkitkan rasa ingin tahu orang yang melihatnya.

Bila seseorang mempunyai ide cemerlang yang dapat dituangkan pada suatu karya foto, maka foto tersebut dapat memberi daya tarik khusus bagi para pembaca. Semakin banyak cerita yang dapat dimasukkan ke dalam sebuah foto, akan semakin tinggi daya tariknya.
Karena pentingnya daya tarik visual, bahkan ada ungkapan "gambar yang baik bicara lebih dari seribu kata". Ungkapan tersebut akan sangat tepat diterapkan dalam menciptakan suatu foto iklan. Oleh karena itu unsur daya tarik foto harus dapat diciptakan untuk menghasilkan foto iklan yang baik. Sekarang tinggal bagaimana
Anda merealisasikannya.

Sebuah foto dalam iklan tidak dapat berdiri sendiri. Judul iklan merupakan faktor penting lain yang tak dapat diabaikan dalam sebuah iklan. Ilustrasi (foto atau gambar lukisan) harus sejalan dengan judul iklan. Dalam hal ini diperlukan kerja sama antara copywriter (pembuat teks iklan) dan art director (orang yang bertanggung jawab atas tampilan iklan secara keseluruhan). Namun seperti dikatakan Ogilvy, seorang pakar periklanan terkenal dari Amerika, "Tidak ada ketentuan mutlak bahwa iklan harus tampil seperti iklan." Jadi bukan tak mungkin jika Anda menemukan iklan dengan foto dan letak judul iklan yang tidak seperti
kebanyakan iklan pada umumnya, tapi tetap mampu menggelitik rasa ingin tahu pembaca.

Kebanyakan pembaca iklan akan melihat foto atau gambar terlebih dahulu, lalu judul, dan kemudian teksnya. Itu sebabnya, keberadaan foto dalam sebuah iklan sangat berperan karena memikul tanggung jawab besar dalam mencetak sukses tidaknya sebuah iklan. Jacques Seguela, orang iklan paling kondang di Eropa, yang dijuluki "Si Gila Iklan", misalnya. Ia berhasil menggiring Francois Mitterand menjadi Presiden Perancis sejak 1981 lewat kampanye iklannya, berupa poster yang menampilkan foto Mitterrand berdiri di sebuah jam raksasa di kota asalnya, dengan kata-kata "Kekuatan yang Tenang". Kampanye yang dibuat Seguela merupakan bukti fungsi foto dalam iklan tidak hanya untuk menjual. Foto dalam iklan bisa juga menampilkan impresi tersendiri bagi pembacanya dan akhirnya dapat mengundang decak kagum jika di dalamnya terdapat konsep kreatif yang brilian.

Foto lebih berhasil
Para pakar periklanan membuktikan foto akan lebih berhasil dibanding gambar lukisan. Sebuah contoh diperlihatkan pada iklan mobil Volvo berikut. Secara gamblang, iklan tersebut menampilkan body Volvo dalam keadaan ringsek di bagian depan dan belakang. Realitas ini berani dan kontradiktif dibanding kebanyakan pengiklan
otomotif yang selalu menampilkan mobil mulus tanpa cacat. Dengan dukungan judul iklan We Design Every Volvo To Look Like This, terdengar makin lantanglah teriakan pesan iklan yang menjual keselamatan bagi siapa pun yang berada di dalamnya.

Melalui foto diperlihatkan, akibat tabrakan keras hanya bagian depan dan atau belakang saja yang ringsek. Dengan mudah pembaca iklan akan melihat pesan yang disampaikan melalui contoh foto itu, menjanjikan perlindungan keselamatan. Sebuah eksekusi brilian untuk sebuah konsep sederhana: keselamatan berkendaraan.
Selain contoh yang dibicarakan di atas, masih banyak karya foto iklan yang dapat dihasilkan. Namun, secara umum dapat disimpulkan, salah satu (atau lebih) dari unsur-unsur berikut harus disertakan jika ingin menghasilkan suatu foto iklan yang baik,
yaitu:
* Dapat menarik perhatian pembaca
* Dapat memperkenalkan subjek iklan
* Membangkitkan rasa ingin tahu, sehingga memancing pembaca
membaca judul iklan
* Menciptakan kesan lebih baik terhadap produk atau pemasang
iklan
* Menekankan/menonjolkan kelebihan atau keistimewaan produk
* Mengandung unsur-unsur yang dijelaskan dalam teks iklan
* Meyakinkan pembaca akan kebenaran produk atau pernyataan pada teks iklan

Melihat pesatnya perkembangan dunia iklan dan teknologi fotografi yang makin hari makin canggih, fotografi iklan merupakan bidang yang sangat menantang untuk ditekuni. Berminat? ***
(Chris Maryanto, pembuat teks iklan, dan Edward Panjaitan, penggemar fotografi)

Foto:
Tag Heuer

BERBICARA - Foto iklan yang baik harus mampu berbicara mewakili produk yang diiklankan. Iklan jam tangan Tag Heuer terbaru di atas, segera
menarik perhatian dan membuat orang berpikir menerjemahkan arti kata-kata dan hubungannya dengan ketepatan waktu.

No comments: