Friday, April 13, 2007

Tetangga latah membawa berkah

Saya bukanlah orang yang rajin memperhatikan tetangga. Bukannya nggak peduli sama mereka, tapi gimana memperhatikan kalau pulang kantor cuma ditemani bulan. Kalau weekend sesekali kita memang papasan dan kita bertegur sapa.

Yang menarik perhatian buat saya adalah tetangga depan rumah. Benar-benar persis di depan rumah. Ada yang aneh dengan mereka. Kayaknya mereka adalah pasangan suami-isteri yang "latah" atau isteri yang "latah" tapi sangat dominan jadi suami selalu mengabulkan ke'latahan'nya. "Latah"nya mereka sangat kasat mata, bukan kasat telinga hehehe...

Kelatahan pertama. Sekitar 2 tahun yang lalu saya terpaksa merenovasi rumah karena kuda-kuda di salah satu kamar di lantai atas jatuh akibat digerogoti rayap. Setelah renovasi rumah saya selesai, saya perhatikan kok banyak tukang di depan. Dan wajahnya bukan wajah-wajah tukang saya yang tampaknya orang Solo tulen. Ternyata itu tukangnya sang tetangga. Ooo...rumahnya dicat ulang.

Kelatahan kedua. Beberapa bulan lalu saya terpaksa merenovasi taman yang sudah sangat tidak terurus. Konsultan landscape saya datang. Selang beberapa minggu kemudian pekerjaan dimulai. Mandor taman dan tukang taman mulai mengikis rumput lama. Satu colt tanah dikirim. Pohon-pohon, mulai dari pohon besar, semak, dan rumput datang dalam dua kloter. Tiga batang pohon palem sadeng yang tinggi batangnya sekitar lima meter memang menarik perhatian. Rupanya sang tetangga bertanya kepada pembantu saya: "Itu pohon-pohon buat apa?" Si Dar, housekeeper andalan, memberitahu bahwa saya lagi renovasi taman. Suatu pagi saya liat ada orang duduk-duduk di pinggir jalan, saya pikir tukang taman saya karena saya nggak hapal wajahnya. Saya bilang ke Dar untuk menyuruhnya masuk saja, nggak enak dia duduk di pinggir jalan di trotoar tetangga depan. Si Dar dengan entengnya bilang: "Bu itu tukang taman depan rumah." Hah?!

Seminggu setelah renovasi taman, saya lihat rumput-rumput di depan rumah mulai tumbuh bagus. Melihat rumah tetangga juga indah. Saya cuma berpikir, seandainya semua tetangga saya latah, pasti lingkungan jadi lebih indah. Inilah latah yang membawa berkah. Saya bersyukur punya tetangga latah. Mereka jadi inspirasi bagi diri saya untuk terus menjadi contoh hehehe... karena ada tetangga latah(baca: pengikut) maka saya berhak mengangkat diri sebagai leader. Bukankah syarat seorang pemimpin harus punya pengikut? Terima kasih tetangga, engkau membuat diriku berharga.

2 comments:

santi said...
This comment has been removed by the author.
santi said...

Rumah tetangga depan itu memang mirip a pile of dung (there, I said it), jadi kalo dia lalu latah kan bagus, artinya they finally come to their senses bahwa it's nothing else but a pile of dung! And they fix it....